Pemerintah Indonesia memastikan program bahan bakar minyak (BBM) solar dengan campuran minyak sawit dengan konsentrasi 40% (B40) mulai berjalan di awal tahun 2025.

Namun penerapan B40 khususnya pada industri pertambangan memerlukan perhatian khusus karena dihadapkan pada beberapa tantangan yang cukup signifikan, seperti potensi kenaikan biaya operasional, perubahan skema subsidi, pemeliharaan alat berat yang menjadi lebih mahal, infrastruktur penyimpanan dan rantai pasokan biodiesel.

Dalam menghadapi implementasi B40, Perusahaan pertambangan perlu melakukan penyesuaian dalam strategi pengelolaan biaya operasional dan mempersiapkan langkah-langkah mitigasi untuk mengatasi dampak yang mungkin timbul di kemudian hari.

Topik Diskusi

• Peran pemerintah dan industri tambang dalam mendukung penerapan B40
• Kesiapan infrastruktur dan distribusi ke Lokasi tambang
• Penyesuaian peralatan tambang untuk penggunaan B40
• Sejauh mana pengaruh B40 terhadap performa mesin
• Dampak terhadap biaya operasional yang meningkat akibat penggunaan B40
• Skema subsidi dan insentif dari pemerintah untuk mendukung transisi ke B40
• Kolaborasi dengan teknologi untuk Solusi inovatif dalam mencapai efisiensi
• Penerapan ‘best practice’ dari tambang yang berhasil mengimplementasikan B40